Tips Merawat Properti Foto Makanan
Desember 02, 2015
Tips Merawat Properti Foto Makanan -
Awal suka motret makanan, properti foto yang aku pakai terbatas yang
ku punya. Gelas, piring dan perabotan lainnya cuman yang ada di rumah. Celakanya, piring dan gelas yang ku punya juga dapet hadiah dari beli sabun colek. Ngik! Kebayang kan gimana bentuknya.
Eniwe.. konon
kata Om Arbain Rambey, fotografer senior koran Kompas, kalau pengen
menghasilkan foto yang bagus itu harus sering "baca" foto-foto
fotografer kondang. Singkat cerita, sejak cinta dengan yang namanya food
photography, aku suka intip foto-foto keren macem punya mba Yulyan
Parwati, Tika Hapsari, Sefa Firdaus, Linda Lomelino dan masih banyak
lagi.
Nah, pas lihat foto-foto mereka aku sering salah fokus. Bukan cuman lihat si Hero tapi juga seneng lihat prop yang mereka
gunakan. Molai laper mata. Jadi suka intipin OL shop yang jual properti
foto.
Beberapa
kali beli prop di OL shop hasilnya kurang memuaskan. Seringnya sih
ukuran barangnya yang diluar dugaan. Padahal sudah ada sih keterangannya dicaptionnya, berapa tinggi dan lebarnya. Cuman ya itu tadi, suka
terpesona sama gambarnya duluan. Hiks..
Kejadian berulang saat aku beli bunga plastik. Ceritanya aku lihat si bunga ditempatkan di dalam pot lucu. Harganya sekitar 60Ribuan. Ku pikir, murah banget bunga sama potnya 60ribu. Langsung aja aku beli. Pas barang sampai rumah, kok nggak ada potnya? Langsung komplain dong sama si penjual. Eh, malah dikirimin gambar captionnya. BUNGA TIDAK DIJUAL DENGAN POTNYA. Dueng... udah malu, dongkol pula. Sebelnya dobel!!
Sekarang aku bener-bener hati-hati kalau mau beli barang via OL shop. Nggak mau kena PHP, sebelum deal beli, aku suka rewel tanya ini itu sama penjualnya. Cuek aja kalau dibilang pembeli bawel. Daripada nyesel, ya nggak.
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. Beli satu dua prop, eh lama-lama jadi berkardus-kardus. Mana aku main taruh sembarangan pula. Wis mirip sarang tikus. Hua...
Hitung punya hitung kok ya udah habis banyak belanja propnya. Kalau main taruh aja kayaknya sayang banget. Apalagi beberapa keramik aku beli pas jalan-jalan ke Hongkong. Mana harganya mihil banget.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti prop rusak, hal berikut aku lakukan;
Simpan dalam kontainer
Kapan hari Mattar Mendariz, food blogger kondang dunia memposting prop yang dia miliki di IG. Semua propnya tertata rapi di rak. Saking banyaknya rak, jadi mirip toko pecah belah.
Sayangnya rumahku sempit, nggak mungkin banget kalau mau nambah rak. Jadi aku pakai kontainer biar lebih ringkas. Bisa ditumpuk 3 sampai 4 kontainer.
Sengaja aku pilih kontainer yang bentuknya melebar ke samping dan nggak terlalu tinggi. Biar si prop nggak ketumpuk terlalu tinggi. Selain menjaga biar si prop yang paling bawah nggak terlalu berat kena beban di atasnya, juga memudahkan saat mengambilnya.
Balut dengan kertas
Semua prop yang aku masukkan dalam kontainer aku balut dengan kertas. Biasanya aku pakai kertas koran. Tujuannya supaya prop terhindar dari gesekan. Aku pernah nyesel banget piring warna hitamnya tergores gara-gara langsung aku tumpuk dengan piring lain.
Simpan sesuai jenisnya
Penyimpanan prop dalam kontainer aku sesuaikan dengan jenisnya. Sendok aku jadikan satu dengan garpu, pisau, centong dll. Segala jenis gelas dan botol juga aku masukkan dalam kontainer yang sama. Begitu juga dengan piring dan mangkok. Aku klasifikasikan sesuai dengan kegunaannya untuk memudahkan saat pencarian.
Itu tadi beberapa tips merawat properti foto makanan agar tetap awet. Kalau kamu punya tips lain nggak?
Hitung punya hitung kok ya udah habis banyak belanja propnya. Kalau main taruh aja kayaknya sayang banget. Apalagi beberapa keramik aku beli pas jalan-jalan ke Hongkong. Mana harganya mihil banget.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti prop rusak, hal berikut aku lakukan;
Simpan dalam kontainer
Kapan hari Mattar Mendariz, food blogger kondang dunia memposting prop yang dia miliki di IG. Semua propnya tertata rapi di rak. Saking banyaknya rak, jadi mirip toko pecah belah.
Sayangnya rumahku sempit, nggak mungkin banget kalau mau nambah rak. Jadi aku pakai kontainer biar lebih ringkas. Bisa ditumpuk 3 sampai 4 kontainer.
Sengaja aku pilih kontainer yang bentuknya melebar ke samping dan nggak terlalu tinggi. Biar si prop nggak ketumpuk terlalu tinggi. Selain menjaga biar si prop yang paling bawah nggak terlalu berat kena beban di atasnya, juga memudahkan saat mengambilnya.
Balut dengan kertas
Semua prop yang aku masukkan dalam kontainer aku balut dengan kertas. Biasanya aku pakai kertas koran. Tujuannya supaya prop terhindar dari gesekan. Aku pernah nyesel banget piring warna hitamnya tergores gara-gara langsung aku tumpuk dengan piring lain.
Simpan sesuai jenisnya
Penyimpanan prop dalam kontainer aku sesuaikan dengan jenisnya. Sendok aku jadikan satu dengan garpu, pisau, centong dll. Segala jenis gelas dan botol juga aku masukkan dalam kontainer yang sama. Begitu juga dengan piring dan mangkok. Aku klasifikasikan sesuai dengan kegunaannya untuk memudahkan saat pencarian.
Itu tadi beberapa tips merawat properti foto makanan agar tetap awet. Kalau kamu punya tips lain nggak?
9 Komentar
Lah ini daganganku bisa buat properti semua mbak hehehee.... Kalau mau tak kasih diskon. Kalau pas ada barang2 lawas tak kasih gratis wes. Tapi sekarang nggak ada yg lawas, udah habis tak kasih buat GA.
BalasHapusMbak, itu yg mangkok dan sendok tembaga. Mengingatku pd dandang tembaga punya Mbokku (emakku) di LA yg tetita raib dr dapur. Simbok sedih banget krn itu dandang memorable banget
BalasHapusWah..saya baru tahu kalau food blogger itu punya properti khusus utk publish fotonya :D
BalasHapustp memang sebaiknya begitu y mba ? jadi nilai plus hasil fotografinya
aku juga sering ngintip properti foto yang bagus2 ol shopnya... emang kudu niat ya..hasile juga apikk
BalasHapuskasih infonya juga dong mbak klo kita g pinter2 ngejaga property yang kita punya apa akibatnya... biar lebih asik hehe
BalasHapusAku tuh propertynyaaa ya yang dipakai hari-hari juga hehehe... Tapi perlu disimpan baik-baik memang kalau punya yang khusus begitu :)
BalasHapusitu benar-benar buat foto aja ya mbak..? Wah keren, saya nggak kepikiran ternyata menjaga profesionalisme harus total ya mbak Ika... :)
BalasHapushihihi mungkin lebih dongkol mbak penjual bunga nya, udah ditulisin tidak dijual dengan potnya koq masih aja kena protes.. wkwkk ^^
BalasHapuspengen banget mak punya properti foto, sekarang baru punya dikit banget, ya mudah-mudahan lama-lama jadi bukit.. hihi
BalasHapus