Cara Memotret Raw Eggs

Maret 12, 2016


Tips Memotret Raw Eggs - Hello Saturday... Asyik nih udah weekend. Pastinya udah merancang berbagai kegiatan untuk mengisi weekend bareng keluarga dong, ya.

Alhamdulillah... akhir pekan ini aku sempetin nulis behind the scene (BTS). Buatku ini sebuah prestasi karena biasanya cuma bisa posting seminggu sekali. Hehehe... Well, sejak aktif nulis lagi di blog ini, aku udah janji sama diri sendiri untuk posting minimal 1 minggu 1 kali. Bagus kalau bisa posting lebih dari satu.

Awalnya nggak ada rencana buat menentukan mau posting hari apa. Tapi pas dilihat beberapa postingan yang sudah publish, kok banyak postingan di hari senin. Jadilah hari senin hari wajib posting buatku. Dan aku putuskan, khusus hari senin untuk publish tips & trik saja. So, buat yang pengen tahu tips dan trik memotret dari aku, jangan lupa pantengin postinganku tiap hari senin ya. *promosi Hahaha...

Nah, hari ini aku pengen sharing yang ringan-ringan saja. Sharing pengalaman motret telur mentah. Kebetulan aku masih menyimpan beberapa foto telur mulai dari jaman awal-awal belajar motret pakai handphone.

Baca juga: Gelap atau Terang? Mana Yang Sebaiknya Dipilih

Ada yang pernah coba memotret telur mentah dan hasilnya tidak memuaskan? Sama. Aku pun begitu. Dulu penasaran banget gimana cara motret telur mentah yang kelihatan natural dan cantik. Bentuk telur yang lonjong dan mudah pecah ini bikin mati gaya. Diberdirikan nggak bisa. Tapi kalau semua telur ditidurkan, komposisinya jadi nggak asyik. Kalau dipencet-pencet biar bisa berdiri, si telur jadi pecah. Arrghh.. susah, kakak.  

Memotret raw eggs dari waktu ke waktu


Foto diatas diambil menggunakan handphone dengan pengetahuan fotografi yang masih minim. Stylingnya masih kaku banget. Nggak tahu gimana meletakkan dan menggunakan reflektor secara benar. Hasilnya, cahaya mantul diujung telur. Aku pakai reflektor dari aluminium foil yang memantulkan cahaya lebih keras ketimbang reflektor putih dari sterofoam. 


Ini foto enam bulan kemudian setelah foto pertama. Sudah pakai SLR. Kemampuan styling juga sudah lumayan. Aku coba mengambil pelajaran dari memotret telur sebelumnya. Tetap pakai reflektor dari aluminium foil, tapi kali ini aku coba mengurangi silaunya dengan menggunakan white balance cloudy. Silau diujung telur tidak begitu tampak. Tapi tone foto jadi berwarna kecoklatan. Untung surface foto dan telurnya berwarna cokelat juga. Jadi masih lumayan nyambung.

Behind The Scene

Senang akhirnya aku bisa motret telur mentah yang terlihat natural. Untuk kesekian kalinya aku belajar motret raw eggs. Alhamdulillah, makin kesini makin ada kemajuan. Ada benarnya juga ya kata pepatah kalau practice makes perfect. So, jangan bosan untuk terus berlatih ya , Kakak. Hehehe...
Hasil foto terlihat dibagian atas
Kali ini sengaja aku pilih telur ayam kampung yang berwarna putih karena sudah 2 kali motret pakai telur ayam lehor. Pengen ganti suasana aja sih. Motretnya pilih pas cahaya lagi lembut. Kalau nggak salah inget, sekitar jam 16.00 di dalam rumah. Sayangnya aku lupa lihat setting-an kameranya. Paling nggak, dengan melihat gambar di atas ada gambaran gimana motretnya.

Lembar plastik transparan di bagian belakang berfungsi sebagai diffuser. Ini sih diffuser abal-abal, ya. Fungsinya untuk menyebarkan dan melembutkan cahaya yang mantul ke hero. Sementara dibagian kiri aku kasih plastik berwarna putih yang berfungsi sebagai reflektor. Bagian kanan aku kasih sterofoam, juga berfungsi sebagai reflektor. Kali ini sengaja aku nggak pakai reflektor berwarna silver yang terbuat dari aluminium foil, karena nggak pengen pantulan yang terlalu keras. Oya, beda jenis reflektor beda juga hasil dan kegunaannya. Next, Insya Allah aku bikin postingan sendiri tentang si reflektor ini.

Nah, itu tadi behind the scene memotret telur. Kalau ada yang ingin didiskusikan, silahkan meninggalkan komentar di bawah, ya. Kalau pengen tanya-tanya lebih jauh, boleh kok japri via inbox FB.

Happy weekend, ya!

You Might Also Like

14 Komentar

  1. Betul ya...ala bisa karena biasa. Kalo udah biasa latihan, pasti bisa!
    Belajar aah.... ;)

    BalasHapus
  2. btw entah kenapa, foto yang telur pecah, feeling pertama kali.. gw malah ngeliat serbet yang agak blur di kanan atas..

    malah jadi gak ngeliat telurnya.. :D

    BalasHapus
  3. Huaaaa... Totalitas sekaliiii mak
    Itu baru bisa kulakukan kalau shoji rey sekolah dan aisha bobo tampalnya yaaaa
    Tapi sukaaa banget sama ilmu barunya
    Thanks for sharing ya mak :*

    BalasHapus
  4. Belajar lagi aaah... dulu pernah seneng motret2 kayak gini mba tapi ntah kenapa tetiba hilang hehehe :D

    BalasHapus
  5. Aku selalu suka lihat foto2 mbak Ika.. Pengen belajar fotografi juga..inshaAllah :)

    BalasHapus
  6. Woalah, baru tau klo kudu pake reflektor gitu mbakyuuuu... makasih ilmunya nih. Nunggu sharing2 berikutnya aaahhh

    BalasHapus
  7. mbak ajari juga lah biar hasil foto-fotoku bagus, bagus bngt soalnya foto telur yang mbak tampilkan

    BalasHapus
  8. fotonya cantik-cantik Mbak, pengen juga belajar fotografi tapi peralatannya belum ada :(
    saat ini motretnya masih pake kamera handphone..

    BalasHapus
  9. Boleh tuh mbak, di rebus :D

    BalasHapus
  10. klo saja mba tinggal deketan dgku, aku kan blajar ke mb langsung...

    BalasHapus
  11. Selalu suka liat foto-foto jepretan mb Ika.
    Foto telurnya cakep :)

    BalasHapus
  12. Aoo Mak Ika, benar² total ya sama passionnya. Aku jadi terinspirasi. Belajar tanpa putus, sukses terus ya Maak

    BalasHapus
  13. Ternyata telor pecah pun kalau memang bisa njepret jadi bagus juga ya :)

    BalasHapus
  14. keren ya ilmu photography,, klo masalah pencahayaan perlu diedit lagi gak sih pake potoshop?

    BalasHapus